RENDAHNYA AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK
ANALISIS RENDAHNYA AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK
KELAS VII.B PADA SMP NEGERI 4 BANJAR
Disusun oleh:
KETUT SUPEKSA
PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN PROFESI GURU KATAGORI 1 GELOMBANG 3 TAHUN 2023
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
- Deskripsi Studi Kasus
Pengalaman selama PPL, ada beberapa permasalahan yang saya temukan terkait proses belajar di dalam kelas. Terkait rendahnya kemampuan kerjasama peserta didik dan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Selama proses pembelajaran berlangsung, terlihat masih banyak peserta didik yang kurang merespon pembelajaran. Suasana kelas memaksa guru lebih dominan dibandingkan aktivitas peserta didik. Metode yang konvensional kurang membentuk peningkatan keaktifan belajar.
Begitu pentingnya maslah tersebut yang berkaitan dengan kemampuan serta keterampilan guru dalam menyusun perangkat, model, serta media pembelajaran yang dapat memfasilitasi kebutuhan belajar. Rendahnya kerjasama, dikarenakan guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan kerjasama. Pembelajaran yang diterapkan masih konvensional dan berpusat pada guru menandakan bahwa kreatifitas dalam menggunakan media pembelajaran masih rendah. Hal ini berakibat pembelajaran menjadi pasif.
- Analisis situasi
Kurangnya analisis situasi dan kondisi dan karakteristik peserta didik, menyebabkan peserta didik yang belum maksimal mengenai aktivitas selama pembelajaran. Bersamaan dengan hal tersebut pada diskusi kelompok, masi ada yang mendominasi antar teman dan masih membedakan berdasarkan kemampuan. Kerjasama sanagt rendah antar satu kelopok dan atar kelompok lain yang terlihat saring menyerang dan menyudutkan. Maka saya selaku guru merasa prihatin dan segera melakukan evaluasi agar bisa memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Upaya yang saya lakukan mulai dari evaluasi, mengadakan wawancara dan diskusi bersama rekan sejawat, guru pamong, dan kepala sekolah. Tidak lupa juga mewancarai peserta didik di luar jam pembelajaran.
Upaya merancang dan evaluasi pembelajaran, saya melakukan wawancara dan berdiskusi bersama wali kelas, guru mapel yang mengajar khususnya di kelas VII.B, serta guru BK terkait karakteristik peserta didik. Pertanyaan yang diajukan berdasarkan permasalahan yang ada, dibahas dengan santai, tidak membuat situasi terlalu formal. Adanya kegiatan tersebut, dapat menambah wawasan dan merasa tertantang dalam merancang evaluasi pembelajaran yang efektif.
Pihak yang terlibat dalam perancangan pembelajaran dan evaluasi yaitu saya sebagi mahasiswa, teman sesama mahasiswa PPL, rekan sejawat, dan guru pamong. Rekan sejawat memberikan informasi, sedangkan saya sebagai mahasiswa atau guru berperan sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran dan evaluasi.
Hambatan serta tantangan yang dihadapi yaitu Peserta didik tidak dibiasakan memecahkan masalah yang menuntuk kemampuan berfikir tingkat tinggi, kurangnya kegiatan kolaborasi, sehingga memunculkan kendala-kendala selama kegiatan diskusi kelompok sedang berlangsung. Contohnya satu atau dua anak mendominasi, yang lain cenderung pasif atau bahkan situasi menjadi tidak terkendali.
- Alternatif Solusi
Permasalahan yang ditemukan selama proses PPL I sampai PPL II, membuat saya selaku mahasiswa atau guru sadar bahwa perlu adanya solusi berkelanjutan menyelesaikan permasalahan tersebut. Alternatif solusi terkait rendahnya kemampuan kerjasama dan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik kelas VII.B SMP Negeri 4 Banjar yaitu menerapkan model pembelajaran yang dapat melatih keterampilan bekerjasama dan berfikir tingkat tinggi. Saya gunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pada masalah autentik yang dapat melatih peserta didik belajar memecahkan masalah secara berkelompok. Melalui model pembelajaran ini, peserta didik akan dilatih untuk mengembangkan keterampilan kerjasama , berpikit tingkat tinggi dan peningkatan kreativitas.
LKPD merupakan dasar memberikan penugasan secara berkelompok yang bisa dianalisis dan dipecahkan bersama-sama. LKPD yang disusun mengembangkan konsep, melatih menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, serta sebagai pedoman dalam kegiatan diskusi agar lebih terarah. Sebagai guru saya hanya berperan sebgai fasilitator dan mengawasi serta mengarahkan agar pembelajaran yang telah dirancang berjalan efektif dan efisien.
Upaya mengatasi permasalahan terkait keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran, saya memanfaatkan media pembelajaran seperti Power Point, Media sharing berupa Web/ blog pribadi yaitu https://pecintaipa.blogspot.com. Pembuatan media Power Point juga memanfaatkan aplikasi Canva memudahkan memilih telplate yang relevan. Media Power Point dibuat dengan memberikan gambaran materi ekologi dan keanekaragaman hayati terutama pern manusia terhadap ekosistem.
- Evaluasi
Problem Based Learning (PBL) terbukti mampu meningkatkan kreativitas siswa, kerjasama dan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Peserta didik bisa berbagi tugas dan tidak ada yang mendominasi lagi, mereka menjadi bisa saling menghargai satu sama lainnya. Pemanfaatan media pembelajaran seperti Power Point menggunakan media canva juga memberi dampak positif mengeni respon siswa terhadap analisis masalah dan sumber. Sangat antusian dan ada beberapa siswa yang ingin mengulang cara belajar yaitu metode mengajar yang telah digunakan. Antusias juga terlihat pada proses mengerjakan LKPD yang menarik. Yang tidak kalah menarik adalah kegiatan tambahan seperti Ice Breaking yang membuat siswa tambah semangat dalam belajar.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
- Bes Practice
- Makna Dari Pelaksanaan Tumpek Uye/Tumpek Kandang
- Kurikulum Merdeka
- Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang
Kembali ke Atas